Senin, 09 April 2012

CARA MENJIPLAK DAN MENGGAMBAR DENGAN PAINT TOOL SAI



Langkah – Langkah Menjiplak Gambar Dan Mewarnai Dengan Paint Tool Sai

By ERWIN VHIE
Facebook: Erwinwibowo10@yahoo.com
Saya mau ngajarin gimana cara menggambar di aplikasi Paint tool SAI lengkap dengan gambarnya. Langsung saja ke langkah pertama :
Langkah pertama adalah Membuat kerangka Garis
1.Buka Program aplikasi Pain tool SAI
2.Lalu klik File->Open,atau Ctrl+O,lalu pilih gambar yang ingin di jiplak, sebagai contohnya seperti gambar dibawah ini
3.Setelah itu kita akan membuat kerangka garisnya terlebih dulu dengan cara klik “New Vector Layer ,usahakan selesaikan kerangka seluruhnya terlebih dulu karena kita hanya akan menggunakan Vector layer untuk membuat kerangka garisnya
4.Setelah itu Klik Curve (Garis melengkung)

Lalu jiplak gambar tadi hingga selesai seperti dibawah ini
Langkah pertama selesai
Setelah selesai menjiplak kerangka garis , kita akan memasuki langkah kedua
Langkah kedua adalah Mewarnai
Dalam langkah ini kalian harus memperhatikan pada Layer per layernya
1.Setelah kita selesai membuat kerangka garis gambar diatas, kita akan mewarnainya, langkah pertama adalah hilangkan gambar icon  mata atau Show layernya, seperti gambar dibawah 



Hal ini bertujuan agar layer 1 tidak ditampilkan, dan hasilnya akan seperti dibawah


2.Setelah itu kita pilih salah satu bagian tubuh yang ingin diwarnai.

Dilangkah ini kita harus hati-hati. Per-bagian yang ingin diwarnai kita harus menyisipkan Layer baru, dengan cara seperti gambar dibawah

Dan saya anjurkan lebih baik kamu memberi nama pada layer tersebut, dengan double klik pada layernya dan kasih nama “Rambut”, karena kita akan mewarnai bagian rambut
3.Sekarang kita akan ngeblok warna pada rambut tersebut dengan klik icon “Bucket” ,


Dan pilih warna yang kita inginkan
4.setelah itu, sebelum kita ngeblok pada rambutnya kita harus mengatur intensitas warnanya pada selection mode pilih Rough diference, dan pada selection source kita pilih Canvas, dan pada colour intensitasnya kita atur sesuai kebutuhan , saya akan menurunkanya hingga Nol, seperti gambar dibawah
 

5.Setelah itu kita siap blok warna pada ramutnya hingga seperti ini
kamu juga bisa membuatnya dengan kreasi kamu sendiri. Dan saya membuatnya lebih detail seperti ini.
6.setelah itu kita akan mewarnai seluruhnya, jangan lupa untuk menyisipkan layer baru dan memberi nama masing2,seperti“kulit”, “baju” ,””sepatu, dll.seperti dibawah ini
7.Setelah langkah berikut kita akan membuat arsiran agar warna gambar tampak lebih keren
.jika ingin membuat arsiran, penting bagi kita agar untuk mengunci layer demi layer agar waktu mengarsir tak melewati garis dan merusak warna pada bagian lain.
Caranya dengan mencentang pada Opacity Lock seperti pada gambar berikut
Jika kita tidak mncentang opacity lock,maka yang akan terjadi ketika kita mau mengarsir , misalnya pada bagian celana, akan jadi sepert ini
Kalian perhatikan, arsiran celananya keluar garis.
Coba kita bandingkan gambar yg opacity Lock nya di centang seperti dibawah
Setelah itu arsirlah semua warna, seperti inii dan selesai lah gambarnya..












Senin, 25 Juli 2011

PSIKOLOGI MENGAJI

 
PSIKOLOGI MENGAJI
“The Art Of Teaching”(Basic)

Puji syukur ke hadirat Allah Azza wa Jalla yang telah memberikan hidayah,iman dan islam kepada kita.Semoga shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, para keluarga , shahabat, ulama’ sholihin, para perantara hidayah dan kepada kita umat islam hingga akir zaman.
Pada kesempatan kali ini saya memberi judul “Psikologi Mengaji” yang mungkin belum begitu lazim di dunia psikologi. Meski mungkin ada yang memperdebatkan atau mempermasalahkan itu hanya nama yang  penting aplikasi di dalamnya.
Dalam materi ini, pembahasanya nanti bukan berdasar teori nmaun juga berdasarkan praktek bahkan melalui praktek bahkan melalui proses penelitian. Ini karena dorongan dari beberapa pengamatan dan cerita dari banyak majelis pengajian. Mulai dari, kalau mengaji masih ada yang ngantukan , telatan (terlambat), yang mengajar mbules, mboseni(membosankan) dan sejenisnya. Sehingga kemudian saya tertantang, bagaimana persepsi orang bahwa mengaji itu yang tadinya ngantukan jadi bersemangat , yang telaatan jadi rajin , pengajar yang penyampaianya mbules bisa jadi mantap, yang mboseni bisa jadi menyenangkan.
Pertanyaan saya kepada anda untuk dukung dan praktekan materi ini mulai sekarang dan seterusnya antara lain:
Pernahkah anda berfikir, mengapa jika menonton TV walaupun lama terasa sebentar, namun ketika mengikuti pengajian walaupun sebentar terasa lama?
Mengapa ketika kita menonton bola (khusunya bagi penghobi bola) meskipun sudah larut malam, 90 menit bahkan lebih bisa tetap fit mengikuti , namun ketika mengaji baru 15 menit sudah ngantuk bahkan tidur?
Mengapa jika menonton sinetron bisa menghayati, tapi ketika mengikuti materi pengajian susah menghayati?

KEMEROSOTAN GENERASI MUDA


MENYIKAPI KEMEROSOTAN MORAL GENERASI MUDA MELALUI PENDEKATAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN
 
1.Kenakalan remaja/generasi penerus (juvenile deliquency) bukan merupakan permasalahan yang remeh . Permasalahan  kenakalan remaja dengan bentuk-bentuk yang beragam adalah permasalahan yang urgendan sudah mencapai pada taraf yang memprihatinkan dan perlu penanganansecara serius. Peringatan pun sebetulnya juga sudah diberikan oleh Rasulullahi SAW:
Fainnahu la ya’ti alaikum zamannu illaladzi ba’dahu sarru minnhu qatta tal kou robbakum
Maka seseungguhnya tidaklah datang atas kalian suatu zaman , melainkan zaman mendatang akan lebih jelek kondisinya daripada zaman sebelumnya, sehingga kalian menjumpai Tuhan kalian.
Kenakalan remaja akan semakin sulit untuk ditanggulangi jika perilaku tersebut sudah menjadi budaya dan kebiasaan remaja, atau remaja yang bersangkutan sudah jauh berada di dalam kubanganya kenakalan remaja.
Sebagaimana kita ketahui bahwa akhir-akhir ini begitu banyak berita di media masa yang memberitakan kerusakan moral pada generasi penerus bangsa yang betul-betul mengkhawatirkan. Sebuah keberhasilan yang seharusnya merupakan hasil positif dan seyogjanya dirayakan secara positif pula oleh generasi muda, akan tetapi justru dirayakan dengan cara-cara negatif. Contohnya kelulusan Ujian Nasilonal (positif) tahun ini, di sebuah daerah dirayakan dengan bertelanjang dada (negatif) baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan diberitakan saat setelah pengumuman Ujian Nasional (UN), penjualan kondom meningkat, yang diprediksi banyak dibeli oleh kalangan pelajar yang baru lulus UN. Di beberapa daerah lain diberitakan banyak terjadi tawuran , corat coret bendera merah putih dan lain-lain saat merayakan kelulusan Un tersebut.
Peredaran dan penyelundupan narkoba juga semakin meningkat baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Penjara pun juga dijadikan pasar narkoba. Ini menunjukan bahwa penggunanya (demand) tentu juga semakin besar. Menurut catatan sudah lebih dari 4 juta pengguna narkoba aktif di Indonesia yang 78% nya masih pada usia remaja. Data untuk pengguna narkoba di Jawa Tengah , sebagian besar korban berusia antara 15 tahun hingga 24 tahun yang merupakan usia pertumbuhan dan usia produktif. Sedangkan 12% dari jumlah korban narkoba di Jawa Tengah ini masih menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD). Yang lebih mencengangkan, sebanyak 24,5% sampai dengan 53% pengguna narkoba di Indonesia terinfeksi penyakit HIV/AIDS karena menggunakan jarum suntik yang digunakan bergantian secara berulang-ulang yang tidak disadarinya telah mengancam jiwanya.
Seks pra-nikah sering ditafsirkan salah oleh remaja sebagai bentuk kehidupan modern, padahal dampak yang ditimbulkan bisa merusak masa depanya , bahkan dapat mengancam jiwanya. Pada Tahun 2010 di Propinsi Bengkulu terdapat 226 orang pengidap HIV/AIDS baru yang 60% diantaranya terjangkit melalui seks bebas.
Data dari komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menunjukan:
Perilaku seksual remaja SMP dan SMU.
93,7% Pernah ciuman,petting,oral seks
62,7% Remaja SMP tidak perawan
21,2% Remaja SMU pernah aborsi
97,0% Pernah nonton film porno
Dan lain juga cukup mencengangkan yaitu dari hasil peneliatian di beberapa kota-kota besar di Indonesia sebesar 52% remaja sudah melakukan seks pra-nikah.
Jakarta : 51 %
Bandung : 47 %
Surabaya : 54 %
Medan 52%